MONITOR, Bengkayang – Pemerintah Kabupaten Bengkayang sedang serius mengembangkan potensi komoditas pertanian pangan lokal, salah satunya jagung. Sebagai salah satu kabupaten penyumbang kebutuhan jagung terbanyak di Kalbar, Bengkayang menjadi sentra jagung dengan menyumbang sekitar 60 persen kebutuhan Jagung di Kalbar.
Hal tersebut disampaikan Bupati Bengkayang, Sebastianus Darwis hari Jumat (7/5). Darwis juga memaparkan sejumlah potensi unggul tanaman pangan di Kabupaten Bengkayang. Ia menjelaskan bahwa banyak potensi komoditas pertanian yang perlu dikembangkan di Kabupaten Bengkayang, dan saat ini pihak pemerintah memberi fokus pada pengembangan produktifitas jagung yang tersebar di 122 desa di 7 kecamatan.
“Saat ini kita fokus pada pengembangan produksi jagung, lahan yang sudah tersedia sekitar 30.036 hektar, yang menyebar di 7 Kecamatan. Saat ini produksi jagung di Kabupaten Bengkayang menyumbangkan sekitar 60 persen untuk kebutuhan jagung diseluruh Kalimantan Barat,” paparnya.
Lanjut Darwis, pihaknya sudah melakukan kerjasama dengan pihak Kementerian Pertanian, sekitar 1.000 ton benih jagung disediakan untuk ditanam pada lahan pertanian yang ada.
“Kita menginginkan Kabupaten Bengkayang sebagai Kabupaten Jagung, kita juga berharap Kabupaten Bengkayang bisa handal dalam produktifitas jagung,” ungkapnya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa untuk mencapai mimpi tersebut, pihaknya menggandeng banyak pihak termasuk kaum milenial untuk ikut terjun dalam pengembangan pangan lokal. Pasalnya, kehadiran kaum milenial diharapkan memberikan sentuhan baru disektor pertanian dengan upaya inovasi dan kreasi baru.
Darwis juga menegaskan, selain komoditas jagung yang menjadi andalan Kabupaten Bengkayang adalah ubi jalar. Untuk ubi jalar sendiri pemerintah Kabupaten Bengkayang sudah menyediakan lahan seluas 128 Hektar yang tersebar di dua kecamatan. Kemudian komoditas lain yang dikebangkan ubi kayu dengan luas lahan 331 hektar di tiga Kecamatan, talas 45 hektar dan komoditas lain berupa pisang, durian, papaya dan alpukat.
“Ini potensi pangan lokal kita, tinggal dikembangkan. Kita akan mengupayakan proses pengembangan dari aspek hulu sampai ke hilir dengan menggandeng banyak pihak,” pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menyebutkan sumber daya pangan lokal menjadi pangan alternatif saat ini sedang gencar digalakkan pemerintah. Diinisasi oleh Mentan Syahrul Yasin Limpo, Kementerian Pertanian (Kementan) menetapkan 6 produk pangan yang bisa menjadi pengganti nasi yaitu jagung, ubikayu, talas, pisang, sagu dan kentang.
Indonesia memiliki potensi bahan pangan lokal sangat besar yang bisa diolah untuk memenuhi kecukupan gizi. Suwandi mengatakan Indonesia memiliki 77 jenis pangan sumber karbohidrat, 75 jenis pangan sumber protein, 110 jenis rempah dan bumbu, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, 26 jenis kacang-kacangan, dan 40 jenis bahan minuman.
Dengan potensi bahan pangan yang sangat besar tersebut, upaya membangkitkan pangan lokal dapat dilakukan dengan pendekatan demand side.
“Kita mulai gaungkan trend baru konsumsi pangan lokal sebagai lifestyle, dorong regulasi konsumsi pangan lokal dan operasionalnya melalui kampanye cintai produk dalam negeri atau pangan lokal,” ujar Suwandi.
Ia berharap mulai adanya branding bahwa pangan lokal bukan barang inferior.
Secara luas bisa dengan peran serta pemerintah baik pusat maupun daerah untuk menyajikan konsumsi pangan lokal dalam berbagai acara.
Sumber: MONITOR