BANGLI, BALI EXPRESS – Desa Mengani merupakan sebuah desa yang selama ini dikenal sebagai desa penghasil jeruk dan kopi di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli, selain sayuran dan padi lokal.
Masyarakat Desa Mengani mayoritas menggeluti usaha tani ternak, sehingga pendapatan utama masyarakatnya dari sektor pertanian dan juga peternakan.
Kondisi tanahnya subur dengan ketinggian tempat sekitar 800 m dpl sangat mendukung usaha tani yang digeluti masyarakat secara turun temurun. Luas Desa Mengani keseluruhan sekitar 437 ha sebagian besar terdiri dari tegalan dan perkebunan yang sebagian besar ditanami jeruk dan kopi, sisanya adalah sawah dan hutan rakyat.
Menurut Kepada Desa Mengani, I Ketut Armawan, S.Sos, tanaman jeruk, kopi, dan sayuran menjadi tumpuan utama untuk pendapatan masyarakatnya, selain ternak sapi.
Namun, kondisi lahan yang semakin berkurang kesuburannya dan adanya serangan hama dan penyakit sangat mengkhawatirkan petani, sehingga tidak ada pilihan lain dengan terpaksa harus menggunakan pupuk kimia dan pestisida sintetis.
Tindakan model penanggulangan ini menjadi sangat tidak sesuai dengan visi misi Desa Mengani sebagai desa sentra pertanian organik.
Kepada Desa Mengani, I Ketut Armawan, S.Sos, berharap kedatangan Tim Diseminasi Produk Teknologi ke Masyarakat (DPTM) dari Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar dapat membantu Desa Mengani agar dapat mempertahankan keunggulannya, yaitu sebagai salah satu Desa Sentra Pertanian Organik di Kecamatan Kintamani Bangli.
Berdasarkan fakta di lapangan tersebut, Tim DPTM dari Universitas Mahasaraswati, Denpasar, yang tediri dari Putu Eka Pasmidi Ariati SP., MP., Dr. Ir. I Ketut Widnyana, M.Si, I Gusti Ngurah Anom, SH., MH, dan Prof.Dr. IGN Alit Wiswasta, MP., turun ke lokasi melakukan observasi.
Setelah melakukan observasi secara mendalam dan berkordinasi dengan Dinas Pertanian, melalui Kepala UPT Kecamatan Kintamani, Bapak Darma Yuda dan PPL Desa Mengani, Komang Subaga Wirya, SP., dibawah arahan Kepala Desa Mengani, maka sejak Juli 2019 lalu dilaksanakan pembinaan pada kelompok tani muda yang ditunjuk oleh kepala desa terkait paket teknologi pertanian organik yang merupakan inovasi dalam bidang pertanian.
Petani-petani yang ditunjuk oleh Kepada Desa Mengani adalah petani dengan usia muda yang nantinya diharapkan menularkan pengetahuan dan keterampilannya pada petani yang lebih tua. Menurut Widnyana, bentuk kegiatan terdiri dari penyuluhan yang tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan petani dalam pertanian organik, dan juga pelatihan-pelatihan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan petani dalam membuat sarana produksi pertanian organik.
Dijelaskan Widnyana,
ada lima pokok bentuk kegiatan yang dilakukan, yakni pelatihan pembuatan pupuk organik cair dari bahan limbah ikan, ternak, dan tanaman. Selanjutnya adalah pelatihan pembuatan pestisida nabati dari tanaman kipait. Pelatihan betikutnya adalah pembuatan pupuk organik plus Trichoderma, juga pelatihan pembuatan pestisida hayati dari Beauveria sp, dan pelatihan pembuatan pestisida hayati dari bahan Metharizium sp.
Kelompok tani sangat antusias mengikuti pelatihan yang diberikan, sebab dinilai sangat bermanfaat bagi mereka bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan usahataninya, tetapi juga bisa digunakan untuk berwirausaha saprodi pertanian. Hasil pelatihan langsung diujicoba oleh petani guna membuktikan kualitas pupuk dan pestisida yang sudah dibuat, yang ternyata sangat memuaskan petani.
Secara umum dapat dikatakan, lanjut Widnyana, kegiatan yang dilakukan Tim DPTM Universitas Mahasaraswati Denpasar sangat dibutuhkan petani karena membawa dampak terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan kelompok tani dalam melakukan usaha taninya secara lebih baik dan lebih menguntungkan.
"Dipastikan lebih baik karena petani melakukan usah taninya tanpa harus merusak ekosistem yang sudah tertata dengan baik secara alamiah pada kawasan pertanian Desa Mengani," urai Widnyana.
Eka Pasmidi Ariati sekaligus mewakili Tim DPTM Universitas Mahasaraswati Denpasar, menyampaikan ucapan terimakasih kepada Kementerian Ristekdikti, Dinas Pertanian Bangli (UPT Kintamani), PPL Desa Mengani, Kepala Desa, Jro Kubayan, dan kelompok tani yang mengikuti kegiatan sehingga berjalan dengan baik.
Ditambahkan Eka Pasmidi Ariati, program DPTM merupakan program yang didanai Kementerian Ristekdikti yang bertujuan untuk membantu masyarakat melalui penerapan hasil-hasil penelitian dosen sebagai bentuk hilirisasi hasil penelitian perguruan tinggi.
Sumber: Bali Express