Bisnis. com JAKARTA — Corteva Agriscience perusahaan agrikultur terbesar di dunia akan menanamkan investasi untuk pusat riset dan pengembangan, produksi hingga pusat pembenihan padi hibrida di Indonesia.
Farra Siregar, Asean Managing Director Corteva Agriscience menuturkan pusat riset dan edukasi berfungsi untuk mendidik petani Indonesia agar bertransformasi menjadi petani lebih modern.
“Kami akan investasi [untuk peningkatan kapasitas] petani. Pasalnya dari penggunaan bibit non hibrida ke hibrida perlu edukasi [lebih lanjut],” kata Farra di Istana Wakil Presiden Jakarta, Selasa (19/3/2019).
Farra mencontohkan saat ini untuk memenuhi produksi jagung hibrida di Indonesia, pihaknya telah bekerjasama dengan 40.000 petani. Upaya peningkatan kapasitas yang sama juga akan dilakukan untuk petani Indonesia.
“Sekarang kami akan masuk ke beras hibrida, [jangka menengah bibitnya akan] produksi lokal, research juga lokal dan kami akan edukasi petani sebagai bagian paling penting,” katanya.
Untuk seluruh upaya pengembangan padi hibrida di Indonesia ini, Farra tidak bersedia menyebutkan besaran investasi yang disiapkan oleh Corteva.
Akan tetapi menurut dia, pihaknya akan hadir membangun pusat pengembangdan dan pembelajaran di sentra-sentra produksi padi.
Lebih lanjut Farra menyebutkan, dengan bibit hibrida ini maka akan terjadi peningkatan produksi hingga 20%.
Dari saat ini produksi sebesar 5 ton per hektare (Ha), dengan menggunakan bibit hibrida akan terjadi peningkatan produksi menjadi 6 ton – 7 ton per Ha.
“Saat ini dalam keadaan normal produksi [padi] sekitar 5 ton per hektatre. Nah ini [dengan menggunakan bibit hibrida] menjadi 6 ton-7 ton. Jika saja benih hibrida ditanam di 15% lahan sawah Indonesia maka akan ada tambahan produksi hingga 1 juta ton,” katanya.
Sumber : Bisnis