Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) melanjutkan kinerja cemerlang dengan membukukan penguatan 5 pekan beruntun. CPO kini berada di level tertinggi dalam 2 bulan terakhir, dan kembali mendekati rekor tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada pertengahan Mei lalu.
Melansir data Refinitiv, harga CPO kontrak 3 bulan ke depan naik 3,24% ke 4.271 ringgit (RM) per ton. Level tersebut merupakan penutupan tertinggi sejak 19 Mei lalu. Dalam 5 pekan terakhir, harga CPO meroket nyaris 25%.
Sementara rekor tertinggi sepanjang masa RM 4.525/ton yang dicapai pada 12 Mei lalu. Artinya dari level saat ini hingga ke rekor tersebut CPO berjarak sekitar 6%.
Kabar baiknya, CPO diprediksi akan mencapai level tersebut. Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, melalui analisis teknikal menargetkan harga CPO ke RM 4.352-4.525/ton.
"Harga CPO berhasil menembus resistance baru di MYR 4.105/ton pekan lalu. Oleh karena itu, harga CPO sedang berupaya menyentuh titik resistance baru di MYR 4.260/ton. Bahkan peluang menuju MYR 4.525/ton cukup tinggi," sebut Tao dalam risetnya beberapa pekan lalu.
Di pekan ini, CPO sudah menembus RM 4.260/ton, artinya target berikutnya ke rekor tertinggi sepanjang masa.
Penguatan harga CPO tersebut terjadi di tengah lonjakan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) yang memicu kecemasan akan kembali merosotnya pertumbuhan ekonomi global. Kala perekonomian global melambat, permintaan akan CPO tentunya berisiko menurun, yang dapat menekan harganya.
Tetapi nyatanya harga CPO terus melaju kencang. Sebabnya, supply dari Indonesia dan Malaysia yang diprediksi menurun akibat terhambatnya produksi.
Maklum saja, Indonesia memperketat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak 3 Juli lalu, sementara Malaysia juga dilakukan hal yang sama dengan sebutan berbeda, yakni Perintah Pembatasan Kawalan Pergerakan.
Sementara itu dari sisi permintaan, ternyata masih cukup tinggi. Ekspor dari Malaysia sepanjang paruh pertama bulan ini menguat 3,8% menjadi 682.426 ton, sebagaimana dilaporkan oleh perusahaan penyurvei kargo Societe Generale de Surveillance pada Kamis (15/7/2021), sebagaimana diberitakan Reuters.
Sumber: CNBC Indonesia