Ketika membeli benih di pasar ataupun di toko benih, petani seringkali mendapatkan kualitas benih padi yang kurang memuaskan. Benih yang ditanam seringkali memiliki daya tumbuh yang kurang baik atau tidak seragam. Padahal, benih yang digunakan tersebut sudah berlabel dan juga bersertifikat, namun setelah ditanam hasilnya tetap saja kurang memuaskan.
Dengan demikian, terbukti bahwa benih yang beredar di pasaran saat ini tidak semuanya mempunyai kualitas yang baik. Padahal, benih merupakan salah satu komponen yang penting dalam usaha budi daya padi.
Untuk meminimalisir hal tersebut, maka sebelum melakukan persemaian ataupun penanaman, alangkah baiknya untuk melakukan treatment benih atau perlakuan khusus untuk mendapatkan benih yang baik dan bernas saat ditanam.
Salah satu bentuk treatment yang bisa dilakukan adalah dengan cara seleksi benih. Seleksi benih sangat perlu dilakukan untuk memisahkan benih padi yang baik dan kurang baik. Seleksi benih yang umum dilakukan oleh petani adalah dengan menggunakan larutan air garam.
Larutan air garam tersebut dapat dibuat dengan melarutkan 5-6 sendok garam dengan air sebanyak 1 liter. Atau untuk hasil yang lebih tepat, kadar garam dapat diperiksa menggunakan telur ayam sebagai indikatornya.
Jadi, telur ayam yang masih mentah dan segar dimasukkan ke dalam air garam tersebut. Jika telur ayam tersebut terangkat sedikit, itu berarti dosis garam yang digunakan sudah cukup. Sebaliknya, jika telur ayam masih tenggelam sepenuhnya, maka perlu ditambahkan garam kembali hingga telur bisa sedikit terangkat dari dasar air.
Selanjutnya, benih padi yang akan diseleksi dimasukkan ke dalam larutan air garam tersebut. Hasil akan menunjukkan bahwa benih padi yang bernas akan tenggelam di dalam larutan garam, tetapi untuk yang hampa akan mengapung. Jika ada benih yang terapung, maka sebaiknya segera dibuang, sementara benih yang tenggelam segera ditiriskan untuk kemudian dibilas dengan air mengalir agar kandungan air garamnya hilang.
Disamping untuk memisahkan benih yang hampa dengan benih yang bernas, perlakuan seleksi benih dengan larutan garam ini juga bermanfaat sebagai perlakuan awal untuk meminimalisir tanaman padi terserang penyakit yang disebabkan oleh jamur yang terbawa oleh benih padi tersebut.
Tidak berhenti pada proses itu saja, benih padi yang sudah bersih dari air garam selanjutnya dilakukan pemeraman selama 1-2 hari agar cepat berkecambah. Setelahnya, dapat dilakukan perendaman kembali menggunakan larutan Paenibacillus polyxima.
Perendaman dengan larutan Paenibacillus polyxima dilakukan selama kurang lebih 15 menit sebelum benih siap ditebar dengan menggunakan dosis sekitar 5 mililiter per liter.
Larutan Paenibacillus polyxima ini berfungsi untuk menghambat pertumbuhan penyakit yang biasa menyerang padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tanpa penggunaan Paenibacillus polyxima, masih banyak ditemukan penyakit bercak sempit dan busuk pelepah dengan intensitas yang cukup tinggi pada tanaman padi. Sementara jika menggunakan Paenibacillus polyxima maka tanaman padi akan terlihat lebih tinggi, sehat, berbulir besar-besar, serta berkurang intensitas serangan penyakitnya.
Selain itu, pertumbuhan tanaman padi pun akan meningkat hingga perkecambahan total mencapai 82,7 persen. Perbedaan ini cukup signifikan karena perkecambahan tanpa pemberian Paenibacillus polyxima hanya menghasilkan perkecambahan sebanyak 56 persen.
Sumber: 8Villages