Siapa yang tidak tahu cabai rawit? Salah satu jenis sayuran yang memiliki ciri khas rasa pedas ini memang cukup banyak dikonsumsi dan disukai oleh semua orang baik tua atau muda. Sampai sampai pada saat harga naik, semua orang saling berargumen dan bertanya – tanya. Cabai rawit mengandung banyak vitamin yang sangat berguna bagi manusia yakni protein (15 mg), lemak (11 mg), karbohidrat (33 mg), kalsium (150 mg), Fe (9 mg), Vitamin A (1000 Si), Vitamin B1 (0,5 mg), Vitamin C (10 mg), dan air (8 mg). Selain banyaknya vitamin yang terdapat pada tanaman cabai, seringkali ditemukan buah yang rontok dan membusuk, baik sebelum masak maupun yang sudah masak.
Apa Penyebabnya?
Kadang kala, buah berwarna cokelat kehitaman atau agak menguning dan pada bagian tertentu dari kulit buah cabai, ditemukan bintik hitam yang berukuran sangat kecil. Hal ini menandakan bahwa buah cabai tersebut sudah terserang oleh hama lalat buah. Hama inilah yang dapat menurunkan produktivitas dan nilai ekonomi dari cabai itu sendiri. Baca juga: Ketahui Cabai Terpedas di Indonesia dan di Dunia Lalat buah dapat menyerang banyak tanaman hortikultura terutama sayur-sayuran dan buah-buahan, sehingga sulit sekali untuk dikendalikan. Akibat serangan hama lalat buah, produksi dan mutu buah cabai menjadi rendah, bahkan tidak jarang mengakibatkan gagal panen karena buah menjadi busuk dan berjatuhan ke tanah.
Bagaimana Pengendalian Lalau Buah Pada Tanaman Cabai?
Teknik untuk mengendalikan lalat buah pada tanaman cabai yakni dengan menggunakan warna dan daun wangi. Sesuai dengan hasil penelitian (Shahabuddin, 2012), penggunaan ekstrak atraktan dari daun wangi dengan warna kuning dapat memerangkap lalat buah sebanyak 68 ekor/perangkap/minggu yang bila dibandingkan dengan yang tidak menggunakan atraktan dan tidak berwarna/transparan hanya mampu memerangkap 1 ekor/perangkap/minggu.
Jika dibandingkan antara yang menggunakan atraktan dan tidak, maka akan menghasilkan perbedaan yang sangat signifikan, dibandingkan menggunakan warna perangkap dimana memiliki perbedaan yang tidak begitu signifikan, kecuali pada perangkap berwarna kuning yang diberi atraktan. Perbandingan tersebut terjadi karena atraktan pada daun wangi mengandung minyak atsiri yang mengandung metil eugnol. Secara alami, senyawa tersebut sering dikonsumsi oleh lalat jantan, sedangkan untuk menarik lalat buah betina, lebih banyak diperlukan kombinasi atraktan lainnya.
Tips Pengendalian Lalat Buah
Pengaplikasian atraktan pun sangat mudah dan hanya memerlukan biaya yang relatif kecil. Berikut ini adalah cara mengaplikasikannya:
1. Siapkan botol bekas air mineral atau perangkap warna kuning, lem perangkat tikus, metyl eugenol
2. Olesi botol dengan lem perangkat tikus dan diberi metyl eugenol sedikit
3. Kemudian gantung perangkap di bagian luar lahan.
Selain menggunakan teknik penggunaan atraktan, lalat buah juga bisa dikendalikan dengan cara kimia yakni dengan pengasapan/pengabutan (fogging) serta pencampuran insektisida dan zat penarik. Biasanya, lalat buah tidak hanya menyerang cabai yang sudah matang saja namun juga menyerang buah yang masih mengkal. Oleh karena itu, untuk meminimalisir terserangnya cabai dari lalat buah dan agar tidak menurunkan produktivitas dari cabai itu sendiri, perlu diadakan pengendalian sebelum cabai mengalami masa mengkal atau masih mentah. Hal ini disebabkan oleh cabai yang sudah matang lebih mudah terserang dibandingkan dengan cabai yang masih dalam keadaan mengkal karena teksturnya lebih lunak.
Sumber: Paktani Digital