SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Sektor pertanian tetap menjadi penyangga perekonomian terkuat meski situasi pandemi Covid-19. Berkat inovasi dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lamongan, produktivitas pertanian tetap meningkat justru dari pengembangan di lahan kering atau lahan tadah hujan.
Dijelaskan Kepala DKPP Lamongan, Sukriyah, berbagai peningkatan produksi juga terus dilakukan termasuk mendukung infrastruktur pertanian. Seperti pembangunan jalan usaha tani, rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani, pengerukan embung sumur pantek dan sebagainya.
"Ke depan kami akan terus melakukan inovasi-inovasi yang bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas pertanian khususnya komoditas padi di Lamongan," ungkap Sukriyah terkait upaya DKPP selama pandemi Covid -19, Minggu (27/2/2022).
Menurutnya, kenaikan nilai tukar petani (NTP) Lamongan juga didukung oleh kenaikan produksi tanaman, salah satunya komoditas padi.
Disebutkan, pada tahun 2021 dengan luas panen 154.204 hektare mampu memproduksi sebesar 1.196.310 ton padi sehingga produktivitasnya sekitar 7,76 ton per hektare. Produktivitas itu berarti naik 2,35 persen dari tahun 2020 di mana saat itu produktivitas padi hanya 7,58 ton per hektare.
"Saya optimistis dengan dengan menambah inovasi melalui manajemen tanam sehat (MTS), yakni budidaya padi hibrida di lahan tadah hujan atau lahan kering. Produksi padi di Lamongan akan lebih besar lagi," papar Sukriyah.
Sementara Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi mendukung langkah DKPP yang hendak mengembangkan MTS, yakni budidaya padi hibrida di lahan tadah hujan atau lahan kering.
Selama kepemimpinan Yuhronur, Rouf, sektor pertanian Lamongan masih tumbuh positif meski di tengah pandemi. Menurutnya, itu dapat dilihat dari nilai tukar petani (NTP) Lamongan yang naik 2 persen di tahun 2021.
"Alhamdulillah, NTP Lamongan tahun 2021 naik 2 persen menjadi 106,81 dibanding tahun 2020 yang sekitar 104,84. Itu artinya sektor pertanian Lamongan masih tumbuh positif meski pandemi,“ ungkapnya.
Kenaikan NTP itu juga menjadi bukti bahwa lahan kering tidak berarti juga membuat panen padi mengering. Menurutnya, peningkatan itu mengisyaratkan kesejahteraan petani Lamongan semakin meningkat, apalagi saat ini dibarengi dengan kenaikan harga gabah kering giling yang mencapai angka Rp 4.400.
Ia berharap agar produktivitas pertanian semakin meningkat, berbagai upaya telah dilakukan pemda di antaranya pemberian bantuan alat pertanian modern, subsidi pupuk hingga pengentasan hama tikus yang menjadi momok petani Lamongan.
SUMBER: SURABAYA TRIBUNNEWS