RADAR JOGJA – Harga cabai rawit dinilai relatif tinggi. Ini tak lepas dari sulitnya budidaya saat musim penghujan. Untuk itu, Komisi B DPRD Bantul dorong petani berani tanam cabai melawan musim.
Ketua Komisi B DPRD Bantul, Wildan Nafis membeberkan, hasil sidaknya beberapa bulan lalu. Dari tinjauan di lapangan, petani tidak memanen cabai dan hanya dibiarkan kering. “Kami tanya, ternyata ongkos memanen besar dan petani rugi kalau panen,” sebutnya saat diwawancarai dalam sela sidaknya di Srigading, Sanden, Bantul Selasa (11/1).
Berdasar temuan itu, muncul ide untuk memberi tantangan pada petani. Apakah mereka berani menanam cabai di luar musim. “Mereka berani. Jadi dari hasil itu, kami anggarkan Rp 140 juta,” ujarnya.
Memastikan berjalannya program, Wildan beserta anggotanya menilik progresnya di lapangan. Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu bersyukur, program hasil dari anggaran yang digelontorkan komisinya berhasil. “Alhamdulillah, ternyata tanaman cabainya bagus,” lontarnya.
Penanaman dilakukan di dua titik. Pertama merupakan lahan persawahan dengan luas 1 hektare. Titik kedua menggunakan lahan pasir dengan yang luasan sama. “Semua bagus, nanti saat panen raya kami akan datang lagi. Menengok hasilnya,” ucapnya.
Dijelaskan, program ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga cabai. Panen yang tidak serempak memastikan komoditi selalu ada dan harganya terjaga. Tidak melonjak terlalu tinggi karena tidak tersedia, atau anjlok saat panen raya. “Untuk mengobati itu, kami minta pentani mencoba menanam cabai di luar musim. Sehingga menutup kerugian pada saat kemarin mereka harganya jatuh,” jabarnya.
Keberhasilan program, membuat Komisi B berencana untuk terus mendukung keberlanjutannya. Program pun diharapkan dapat mendongkrak penghasilan petani dan nama Bantul. “Petani Bantul berani melawan musim,” cetusnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Joko Waluyo menambahkan, program yang digagas Komisi B DPRD Bantul mendukung kegiatan food estate yang dicanangkan dinasnya. DKPP pun mengembangkan seluas 500 hektare di Imogiri, Kretek, dan Sanden. “Itu komoditasnya cabai merah dan bawang merah. Harapan kami, dengan off season ini, bisa tanam bawang di luar musim seperti ini,” paparnya.
Petani binaan, Gagan Sukarna, 56, menyebut perawatan tanaman cabai cukup sulit. Lantaran dilakukan di luar musim dan harus melawan cuaca. “Masalah hama insyaallah bisa diatasi. Kendala di cuaca antara siang dan malam yang perbedaannya ekstrem. Tapi optimistis hasil panen bagus,” tegasnya.
Sumber: RADAR JOGJA