Jagung termasuk salah satu komoditas pertanian yang dibutuhkan oleh industri olahan makanan dan pakan ternak dalam jumlah besar. Bahkan total konsumsi dalam negeri sepanjang tahun 2018 mencapai 15,55 juta ton, di mana 10,3 juta ton di antaranya digunakan sebagai bahan pakan ternak. Kabar baiknya, dengan sistem penanaman yang benar serta aplikasi pupuk yang berimbang, maka budidaya jagung di musim hujan dapat menghasilkan panenan yang melimpah.
Potensi Budidaya Jagung di Indonesia
Terhitung sejak tahun 2014 produktifitas tanaman jagung terus mengalami peningkatan. Bahkan tahun ini pemerintah berencana untuk melakukan ekspor dengan nilai kuota 500 ribu ton. Data ini menunjukkan bahwa potensi budidaya jagung masih sangat terbuka lebar.
Nah, bagi Anda yang tertarik untuk investasi di bidang pertanian, Anda bisa melakukan investasi pada program pendanaan budidaya jagung yang tersedia di platform Tanijoy. Setidaknya dalam kurun waktu 6 bulan, ekspektasi return dari investasi yang Anda lakukan bisa mencapai 9.68%.
Mengenal Tanaman Jagung
Tanaman jagung yang memiliki nama ilmiah Zea Mays ini merupakan jenis tanaman serealia dengan sistem perakaran serabut. Untuk itu, agar dapat tumbuh dengan optimal, ia membutuhkan kondisi tanah yang gembur sekaligus mengandung unsur hara yang tinggi.
Budidaya jagung sendiri juga cocok dilakukan saat musim penghujan. Hal ini dikarenakan tanaman jagung yang masih muda membutuhkan kelembaban tanah yang tinggi. Namun perlu diperhatikan bahwa tanaman ini tidak dapat bertahan hidup bila lahan budidaya terlalu lama tergenang air.
Pilihan Metode Pengolahan Tanah
Setidaknya terdapat dua jenis pengolahan tanah yang direkomendasikan oleh dinas pertanian. Yaitu sistem tanpa olah tanah (TOT) yang cocok dilakukan untuk lahan bekas padi atau sawah, serta sistem olah tanah sempurna (OTS) yang cocok untuk lahan kering atau tegalan.
Karena proses budidaya jagung akan dilakukan di musim hujan, maka sebaiknya menggunakan metode OTS. Sehingga diharapkan sistem drainase dapat berfungsi dengan baik, resiko gagal panen karena tanaman terendam air pun juga dapat dihindari.
Aplikasi Pupuk NPK dan Pupuk Organik
Pemberian pupuk pada tanaman jagung dimaksudkan untuk menyediakan nutrisi siap serap, sekaligus memberikan kondisi tanah yang subur. Dosis dan jenis pupuk untuk tanaman jagung setiap 1 ha lahan berupa campuran dari Urea 300 kg, SP-36 200 kg, KCL 50 kg dan pupuk kandang sebanyak 2 ton.
Pupuk kandang digunakan sebagai pupuk dasar, di mana pemberiannya bersamaan saat dilakukan proses olah tanah. Sedangkan untuk aplikasi pupuk NPK pada tananam jagung pemberiannya dibagi 3 tahap, yaitu saat tanaman berumur 7 hst, 30 hst dan 45 hst. Dengan dosis pupuk tersebut estimasi produksi jagung kering yang dihasilkan bisa sebanyak 9,2-13 ton/ha.
Gunakan Benih Berkualitas dan Bersertifikat
Saat ini sudah banyak tersedia benih jagung hibrida yang tahan penyakit dan virus. Selain dapat mengurangi biaya dari pengadaan dan penggunaan pestisida, benih jagung hibrida juga terbukti memberikan hasil panen yang tinggi.
Beberapa merk varietas benih jagung hibrida yang cocok ditanam di musimi antara lain; Bima, Bisi, Panah Merah, Pertiwi, Pioneer dan Syngenta. Benih tersebut banyak dijual di toko-toko pertanian maupun online marketplace.
Pada saat akan melakukan penanaman benih jagung di lahan, gunakan jarak tanam yang ideal, yaitu 75 cm X 40 cm (2 tanaman/lubang). Sehingga nantinya jumlah populasi tanaman untuk setiap 1 ha lahan sebanyak 66.000-75.000 tanaman.
Penanganan Hasil Panen
Tanaman jagung dapat dipanen hasilnya setelah umurnya mencapai 80-105 hst. Ciri-ciri tanaman jagung yang telah siap dipanen yaitu mengeringnya kelobot dengan ditandai perubahan warna menjadi coklat muda, biji jagung mengkilap dan apabila ditekan dengan kuku tidak akan meninggalkan bekas.
Proses pemanenan jagung sebaiknya saat cuaca sedang cerah, kemudian segera lakukan pengeringan dalam waktu 24 jam setelah panen. Biasanya proses pengeringan jagung melalui dua tahap, yaitu pengeringan sebelum pemipilan sampai kadar airnya mencapai 17-18%, kemudian baru dilakukan pemipilan yang kemudian dilanjutkan dengan pengeringan tahap dua hingga kadar airnya 13%.
Simpan pipilan jagung yang telah kering ke dalam karung, atau plastik. Pastikan gudang penyimpanan selalu dalam kondisi kering dan tidak lembab.
Setidaknya terdapat dua syarat untuk Penentuan Standar Mutu Jagung kualitas 1 menurut SNI No. 01-3920-1995, yaitu:
Persyaratan kualitatif yang meliputi; bebas hama dan penyakit, bebas bau busuk, asam atau bau asing lainnya dan bebas dari bahan kimia seperti insektisida dan fungisida.
Serta persyaratan kualitatif yang meliputi; kadar air (maks) 14%, butir rusak (maks) 4%, butir warna lain (maks) 1%, butir pecah (maks) 1%, kotoran (maks) 1%.
Dengan teknis budidaya serta penanganan hasil panen yang baik, maka potensi hasil panen jagung yang melimpah dengan kualitas terbaik dapat tercapai.
Sumber: Blog Tanijoy