Badung, IDN Times - Meskipun dalam situasi pandemik COVID-19 ini, Bea Cukai Wilayah Bali–Nusra sebagai Trade Facilitator merealisasikan ekspor jagung produksi petani Sumbawa sebanyak 6.600 metrik ton ke Cebu, Filipina.
Menurut Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Bali, NTB, dan NTT, Hendra Prasmono pada Jumat (15/5), dengan adanya kegiatan ekspor ini pihaknya berharap dapat meningkatkan kesejahteraan para petani jagung di Sumbawa. Nantinya petani akan dapat menikmati harga yang lebih tinggi dibanding penjualan lokal.
1. Acara pelepasan ekspor jagung dilaksanakan dengan video conference
Hendra Prasmono menyampaikan bahwa dalam situasi seperti ini dan memperhatikan imbauan Pemerintah Pusat untuk melakukan social and physical distancing, maka pelepasan ekspor jagung oleh PT. Seger Agro Nusantara yang dilaksanakan di Dermaga Ekspor Pelabuhan Badas Sumbawa Besar dilakukan melalui video conference, baik dari Jakarta maupun Denpasar.
Pelepasan secara simbolis terhadap kapal pengangkut muatan ekspor jagung, MV. Thang Long dilepas langsung oleh Bupati Sumbawa Besar dengan jajaran petugas Bea Cukai, dan Karantina Pertanian Sumbawa.
2. Membantu pemulihan ekonomi di daerah
Hendra Prasmono berharap dengan adanya ekspor jagung ini, data statistik ekspor di Sumbawa juga menjadi lebih akurat dan valid. Saat ini pihaknya tengah menyusun kajian tentang revitalisasi tata laksana ekspor guna menekan biaya logistik ekspor dan mempermudah ekspor langsung komoditi daerah, hasil para petani, perajin, dan pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) lainnya.
“Kami Bea Cukai sangat siap untuk terus bersinergi dengan berbagai pihak, untuk mendorong ekspor, sehingga dapat membantu pemulihan ekonomi di daerah, khususnya sebagai akibat pandemik ini,” jelasnya.
3. Belum bisa langsung ekspor ke luar negeri
Sementara itu Plt. Sekretaris Badan Karantina Pertanian (Barantan), A.M. Adnan menyampaikan bahwa selain terkenal sebagai lumbung jagung, Kabupaten Sumbawa juga memiliki empat komoditas ekspor pertanian unggulan lain. Mereka memiliki sarang burung walet, akar jarak merah, daun sisal, dan daun bungkus yang bernilai ekonomis cukup tinggi di pasaran internasional.
Hanya saja masih banyak di antara komoditas unggulan ini yang belum bisa dikirim langsung dari Sumbawa ke luar negeri karena berbagai sebab. “Sebagai upaya terus mendorong ekspor dan menggerakkan perekonomian, Barantan akan terus berupaya untuk membuka akses pasar, dengan melakukan harmonisasi aturan perkarantinaan di negara-negara tujuan ekspor baru,” ungkapnya.
Sumber: IDN Times