DENPASAR, NusaBali Pemprov Bali melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali mengembangkan kawasan jagung hibrida.
Luasnya 5.238 hektare tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Bali. Antara lain Kabupaten Klungkung, Karangasem, Tabanan, Jembrana dan Bangli.
“Ini dalam rangka program ketahanan pangan,” ujar Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunarta, Kamis (25/11).
Hal itu disampaikan Sunarta, menyusul monitoring dan evaluasi program penanaman jagung hibrida dimaksud di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung.
“Sementara yang kita lihat di lapangan tumbuhnya cukup bagus,” jelas Sunarta. Dia menunjuk tanaman jagung yang tumbuh menghijau, yang penanaman sebelumnya dilakukan memasuki musim penghujan. Untuk tahun 2021, Nusa Penida mendapatkan bantuan seluas 500 haktare.
“Rencananya tahun depan meminta jadi 1.500 hektare,” kata Sunarta. Pola tanam jagung di Nusa Penida kata Sunarta, dilakukan dengan sistem tumpang sari. Selain jagung pada lahan yang sama ditanam ubi kayu dan kacang-kacangan. Sehingga setelah panen jagung, petani masih punya sumber pangan yakni ketela pohon dan kacang.
“Jadi cadangan pangannya di kebun, bukan di rumah,” jelas Sunarta. Untuk pengembangan jagung hibrida, dialokasikan bantuan Rp 600 ribu per hektare. Bantuan tersebut pemanfaatan untuk pengadaan bibit jagung hibrida.
Sunarta berharap, pengembangan budidaya jagung hibrida sesuai dengan yang diinginkan. “Karena itulah kami cek, bagaimana kondisi tanaman, apakah ada gangguan hama atau tidak,” kata Sunarta.
Sumber: NusaBali