Pestisida dan beberapa jenis pupuk tanaman memerlukan adanya perekat pestisida yang secara umum memiliki fungsi untuk membantu membasahi, menempelkan dan meratakan larutan pestisida yang sedang diaplikasikan ke tanaman.
Perekat pestisida pada dasarnya berfungsi untuk menghilangkan tegangan permukaan butir-butir air yang keluar dari ujung nozel sprayer. Butir-butir air larutan pestisida yang keluar dari lubang nozel sprayer bentuknya bulat dengan ukuran yang sangat kecil, butir tersebut akan beterbangan ke segala arah dan sebagian akan menempel di permukaan daun.
Ketika butir-butir larutan pestisida tersebut menempel pada permukaan daun akan tetap berbentuk bulat seperti bola dan mudah menggelinding ke tanah. Oleh karena itu supaya air tersebut bisa menempel lebih banyak ke daun harus dihilangkan tegangan permukaannya menggunakan perekat pestisida.
Lalu, apa sebenarnya fungsi dari perekat pestisida tersebut? Berikut ulasannya.
- Meningkatkan kemampuan pestisida pada hama yang mempunyai pelindung keras seperti kepik dan belalang. Jika pada penyemprotan kita menggunakan perekat tentu pestisida akan lebih lama menempel pada daun. Dengan pestisida menempel pada daun akan lebih meningkatkan efikasi jika diaplikasi bersamaan dengan pestisida racun lambung karena akan mudah termakan bersama daun.
- Meningkatkan efikasi pestisida dan pupuk daun ketika hari akan hujan. Pestisida dan pupuk daun yang diaplikasi kemudian turun hujan pastinya akan sia-sia karena pestisida dan pupuk daun tersebut akan tercuci oleh air hujan. Dengan perekat, pestisida dan pupuk daun tersebut akan cepat terserap oleh daun sehingga walaupun setelah itu hujan akan tetap berfungsi.
- Meningkatkan kemampuan pestisida ataupun pupuk daun pada tanaman yang memiliki daun berbulu seperti halnya pada tanaman padi dan jagung. Adanya bulu-bulu yang terdapat pada daun akan menghalangi menempelnya butir-butir larutan pestisida pada permukaan daun. Tentu hal tersebut akan menghambat penyerapan pestisida sistemik dan pupuk daun.
- Meningkatkan kemampuan pestisida ataupun pupuk daun yang disemprotkan pada tanaman yang memiliki daun berlilin seperti daun talas dan daun pisang. Daun-daun yang memiliki lapisan lilin akan sangat sulit diaplikasikan karena air tidak mau menempel dan larutan langsung menggelinding jatuh. Hal tersebut juga terjadi pada saat kita aplikasi pestisida pada hama yang pada kulitnya dilapisi lilin.
Meningkatkan kemampuan pestisida ketika hari panas. Karena pada kondisi panas pengupan larutan pestisida cepat terjadi.
Meningkatkan emulsi (kelarutan & pencampuran) pada larutan pestisida yang akan kita aplikasikan pada tanaman. Dengan penambahan perekat pada larutan pestisida atau pupuk daun akan membantu meningkatkan homogenitas larutan tersebut, sehingga akan menghambat pengendapan larutan pestisida dalam tangki sprayer atau dalam drum pengoplosan.
Sementara itu, perekat pestisida dapat dibuat sendiri dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Berikut sedikit tips tentang cara membuat perekat pestisida secara organik.
Alat dan bahan yang perlu disiapkan:
-Blender
- 1 butir telur ayam atau bebek, lebih disarankan untuk menggunakan telur bebek
- Minyak goreng sebanyak satu sendok
Untuk cara membuatnya:
- Pertama, pecahkan telur, kemudian campurkan dengan minyak goreng. (Jika untuk membuat 10 tangki maka perlu menggunakan 10 butir telur dan 10 sendok minyak goreng).
- Blender bahan hingga tercampur merata.
- Selanjutnya, campur bahan dengan larutan pestisida yang ada dalam tangki semprot hingga benar-benar tercampur.
- Terakhir, semprotkan pestisida secara merata ke semua permukaan daun.
- Resep perekat pestisida organik ini bisa digunakan untuk membuat ovusida (membungkerkan telur, memandulkan telur, membunuh telur) ulat atau hama yang lain sehingga telur hama tersebut tidak bisa menetas.
Demikian sekilas penjelasan tentang perekat pestisida, semoga bisa membantu pemahaman para petani Indonesia yang masih bertanya-tanya tentang fungsi perekat pestisida.
Sumber : 8Villages