Langgam.id – Dalam lima tahun terakhir, produksi bawang merah di Kabupaten Agam meningkat cukup signifikan. Pada 2016 produksi hanya 2.126 ton dari 263 hektare luas panen.
“Selanjutnya, pada 2017 meningkat jadi 3.061 ton dari 366 hektare luas panen,” ujar Kepala Dinas Pertanian Agam Arief Restu, Senin (22/3/2021).
Kemudian terang Arief, pada 2018 , produksi bawang merah 3.365 ton dari 401 hektare luas panen. Di 2019 meningkat jadi 5.168 ton dari 601 hektare luas panen dan 2020 kembali naik jadi 7.096 ton dari 757 hektare luas panen.
Ia menambahkan, 7.096 ton produksi bawang merah pada 2020 tersebut tersebar di 12 dari 16 kecamatan yang ada di Agam.
“Dari 12 kecamatan itu, yang memiliki produksi terbesar yaitu Sungai Pua sebanyak 2.271 ton dengan luas panen 201 hektare,” sebutnya.
Arief mengungkapkan, adanya peningkatan produksi ini membuktikan bahwa bawang merah menjadi salah satu komoditi yang dilirik petani untuk meningkatkan kesejahteraan di sektor pertanian.
Sebelumnya, Gubernur Sumbar Mahyeldi dorong wali nagari dan masyarakat agar dapat mengolah lahan-lahan yang terlantar menjadi lahan produktif. Menurutnya, pertanian menjadi usaha yang cukup menjanjikan di masa pandemi ini.
“Bekerja sama dengan pihak perbankan, semoga kedepannya bisa lebih meningkatkan pendapatan para petani,” kata Mahyeldi saat panen perdana bawang Kelompok Tani Boneh Satangkai di Nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Agam, Minggu (21/3/2021).
Mahyeldi mengharapkan masyarakat, wali nagari dan camat, agar dapat melihat komoditi-komoditi apa yang cocok di wilayahnya yang bisa menghasilkan lebih cepat.
“Sehingga kedepannya lahan yang nganggur bisa dimanfaatkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesejahteraan para petani,” harapnya.
Mahyeldi mengungkapkan, khusus Nagari Kamang Mudiak, sangat berpotensi dalam pengembangan tanaman bawang. Saat ini di Nagari Kamang Mudiak, dalam satu hektare lahan, bisa menghasilkan sebanyak 10-12 ton bawang.
Ia menambahkan, jika harga bawang Rp20 ribu per kilogram, maka petani bisa menghasilkan lebih kurang sebanyak Rp200 juta perhektare dalam sekali panen, yaitu 80 hari.
“Dalam setahun, bawang bisa panen sebanyak 4 kali, sehingga hasil dari panen bawang dalam setahun mencapai Rp800 juta. Saya kira ini luar biasa untuk pendapatan harian para petani,” ujar Mahyeldi.
Oleh karena itu terang Mahyeldi, pertanian merupakan usaha yang cukup menjanjikan. Terutama dalam berkebun bawang, ditambah lagi saat ini harga dan kebutuhan bawang sangat tinggi.
Sumber: Langgam