Merdeka.com - Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak Jumat (26/2) pagi, membuat aliran sungai Benenain meluap.
Akibatnya, lebih dari 150 rumah di lima dusun di Desa Mota Ain, Kecamatan Malaka Barat, dilaporkan terendam air.
Selain itu, puluhan hektare jagung milik warga di Desa Aintasi, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, terancam gagal panen akibat direndam banjir.
"Kami sudah susah dan mau makan apa lagi. Kami sudah tidak bisa panen jagung. Percuma kami tofa rumput setiap hari, tapi tak ada hasil," keluh warga bernama Angela Seuk, Sabtu (27/2).
Keluhan yang sama disampaikan juga oleh warga Desa Naimana, Yohanes Nahak. Menurutnya, akibat lahannya terendam banjir, akar jagung menjadi rusak sehingga diperkirakan bulir akan rusak dan tidak bisa dipanen.
"Kami tak bisa panen jagung, karena ini secara otomatis akar jagungnya rusak. Beruntung saja lahan jagung lainnya, tak terendam banjir sehingga sudah siap panen," tutur Yohanes.
Banjir yang merendam desa mereka tidak memakan korban jiwa. Ternak peliharaan warga juga tidak ikut terseret banjir.
"Syukur tidak ada korban jiwa dan hewan-hewan piaraan kami tidak mati dan hilang. Kami berharap agar pemerintah segera tangani dampak dari banjir ini," harap Igy Nahak, warga Desa Lawalu.
Plh Bupati Malaka, Donatus Bere mengaku telah memerintahkan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), beserta tim untuk menyisir wilayah yang terendam banjir.
"Saya sudah perintahkan untuk dicek, apalah banjir ini disebabkan oleh jebolnya tanggul ataukah karena meluapnya air di wilayah Mota'ain, Lawalu, dan Fahiluka," ujar Donatus Bere, Minggu (28/2).
Sumber: Merdeka