TABLOIDSINARTANI.COM, Denpasar --- Petani Hortikultura di Provinsi Bali patut berbangga hati, pasalnya manggis Bali telah mampu menembus pasar luar negeri. Tak hanya manggis, beragam hortikultura lainnya dari Bali tengah menunggu giliran untuk ekspor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah yaitu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) memastikan aneka inovasi untuk mendorong ekspornya.
"Kami siapkan SDM yang sebelumnya telah kami latih di Pusat dan Balai Penelitian, mereka inilah yang akan mengawal petani dalam dari inovasi teknologi budidaya bahkan sampai pasca panen produk-produk hortikultura ini nantinya," jelas Kepala BPTP Balitbangtan Bali I Made Rai Yasa.
Khusus untuk manggis, I Made menambahkan bahwa benerapa Kabupaten lainnya di Bali memiliki Agroekosistem yang cocok untuk pengembangan tanaman mangis. "Selama ini, BPTP Balitbangtan Bali bersama Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar dengan program Agrogemilang (Ayo Gerakan Ekspor Generasi Milenial) serta OPD terkait telah melakukan langkah-langkah seperti pemetaan sentra produksi manggis, memotret potensi, pola panen serta menggali permasalahan usahatani di Kabupaten Badung untuk selanjutnya bisa dimanfaatkan mendukung program ekspor manggis ini," jelasnya menambahkan.
Sementara itu, Direktur Buah dan Florikultura Liferdi mengatakan pada tahun 2020 Kementerian Pertanian akan mengembangkan manggis di Bali seluas 200 hektar tepatnya di Kabupaten Tabanan, mangga di Kabupaten Buleleng seluas 180 hektar, sayuran 755 hektar, flori atau tanaman hias seluas 10.000 meter persegi. “Menteri Pertanian akan fokus pada daerah-daerah yang punya komitmen mengembangkan tanaman hortikultura, dan ternyata Bali sudah punya Peraturan Gubernur yang kontennya mendorong pengembangan-buah-buah lokal,” ujarnya.
Dukungan daerah untuk membantu mengembangkan ekspor unggulan ini terlihat dalam pelepasan ekspor manggis ke China oleh Gubernur Bali, I Wayan Koster, serta penandatanganan perjanjian kerjasama antara perusahaan pengekspor yaitu PT. Radja Manggis Sejati dan perusahaan pengimpor yaitu PT. Jinxiang Demei Food.
Gubernur Bali, I Wayan Koster mengatakan ke depan pihaknya akan serius mengurusi pertanian di Bali terutama pada sektor hilirnya. "Kalau dahulu yang diurus hanya di hulu saja, ke depan saya akan serius urus hilirnya, karena petani butuh uang pada saat di hilirnya," ujarnya.
Koster juga berharap ke depan bukan hanya manggis, namun juga komoditas hortikultura lainnya dapat menjadi komoditas eksport seperti manga, anggur dan sayuran. "Nanti program pertama yang akan dikembangkan adalah sentra hasil-hasil pertanian di setiap Kabupaten/Kota di Bali, yang kedua akan dibangun industri olahan dan yang ketiga akan memfasilitasi ekspor, promosi ke daerah lain di Indonesia atau ke luar negeri," paparnya.
Sumber: Tabloid Sinar Tani